Afghanistan, salah satu dari negara dengan penduduk paling miskin di dunia, menyimpan sumber daya alam dan minyak diperkirakan senilai satu trilyun dollar, demikian kata Presiden Hamid Karzai Ahad (31/1).

Negara yang porak-poranda akibat perang itu bisa menjadi salah satu negara terkaya di dunia, jika dibantu menggali simpanan kekayaan alam yang terkandung di dalam perut buminya, kata Karzai kepada para wartawan.

"Saya punya kabar yang sangat bagus untuk rakyat Afghanistan," ujarnya sebagaimana dikutip AFP (1/2).

"Jumlah awal yang sudah kami dapat, menunjukkan bahwa deposit mineral kami bernilai 1.000 milyar dollar. Bukan 1.000 juta dollar, tapi 1.000 milyar," tegasnya.

Karzai mengatakan, pernyataannya itu didasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh United States Geological Survey (USGS), yang akan rampung "dalam beberapa bulan."

USGS, lembaga ilmu pengetahuan AS, telah melakukan survey berharga 17 juta dollar itu selama beberapa tahun, kata Karzai.

Meskipun Afghanistan tidak dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alamnya, negeri Atap Dunia itu menyimpan berbagai macam mineral, seperti tembaga, bijih besi, emas, kromit, dan juga gas, minyak, batu-batu mulia, serta bebatuan semi-mulia.

Sampai saat ini hanya sedikit kekayaan alam Afghanistan yang dieksploitasi, karena negara itu terjerumus ke dalam berbagai macam konflik selama 30 tahun terakhir.

China dan India telah mengajukan kontrak penawaran untuk ikut membangun pertambangan. China berhasil memenangkan kontrak untuk penambangan tembaga. Sebuah kontrak untuk penambangan bijih besi akan ditetapkan juga tahun ini.

Tahun 2007, perusahaan raksasa milik negara China Metallurgical Group Corporation (MCC) telah menandatangani kontrak senilai 3 milyar dollar untuk membangun tambang di Aynak, yang merupakan tambang tembaga terbesar di dunia, hingga 30 tahun mendatang.

Pertama kali ditemukan tahun 1974, lokasi tambang yang terletak di Logar, 30 kilometer selatan Kabul itu, diperkirakan mengandung 11,4 juta ton tembaga.

Pertambangan bijih besi Hajigak di Provinsi Bamiyan, sebelah utara Kabul, sekarang sedang dalam proses tender yang diikuti oleh sebuah perusahaan China dan 6 perusahaan India.

Kontraknya mencakup eksploitasi hampir 2 milyar ton bijih besi kualitas tinggi, pengolahan, peleburan, serta produksi baja dan listrik. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts