Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Makassar, Sulsel, selain akan membahas pemantapan organisasi, juga akan membahas peta dakwah sebagai salah satu peranan NU.

"Kita sudah memiliki peta dakwah yang akan dibicarakan dalam muktamar, termasuk membahas Permasalahan yang dihadapi dalam era globalisasi," kata pengurus NU Sulsel, KH Sanusi Baco, di Makassar, Ahad 21 Maret.

Dia mengatakan, tantangan para ulama atau da'i saat ini tentu berbeda dengan satu dasawarsa yang lalu. Selain bekal ilmuan yang memadai, ulama dan para da'i saat ini juga harus dapat 'membaca' perubahan zaman. Menurut dia, harus disadari pula bahwa ulama dari kalangan NU sebagian besar sudah meninggal dan membawa ilmunya. Sehingga senantiasa dibutuhkan kader-kader baru untuk meneruskan syiar agama Islam.

Para kader itu, kata dia, harus mengemban tiga amanat organisasi Islam. "Ketiga amanat yang harus dijalankan itu adalah misi pendidikan, dakwah, dan sosial kemasyarakatan," kata dia. Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, NU sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia seyogyanya dikembalikan ke tujuan awal.

Mengenai kader-kader NU yang siap dicalonkan menjadi Ketua Umum PBNU, KH Sanusi yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel ini mengatakan, siapapun yang terpilih nanti hendaknya dapat menjalankan misi utama NU dan merekatkan semua umat Islam, bukan hanya kader NU.

"Selaku tuan rumah, kami berusaha menjadi tuan rumah yang baik," ujarnya.

Sekretaris Panitia Lokal Muktamar ke-32 NU, Amiruddin Aminullah mengatakan, hingga Ahad 21 Maret sejumlah kontingen yang akan mengikuti muktamar sudah berada di Makassar di antaranya kontingen dari Surabaya, Maluku, Papua, dan Sulawesi. Para peserta muktamar ini akan ditempatkan di tiga lokasi, yakni Asrama Haji Sudiang, Pondok Madinah, dan Pondok Darussalam, Makassar. [adm/muslimdaily/republika]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts