TEHERAN  – Iran menuduh kebijakan standar ganda beberapa negara terhadap kelompok-kelompok teroris bertanggungjawab telah menggagalkan sejumlah upaya internasional untuk memberantas terorisme secara global.

“Keputusan Uni Eropa untuk mengeluarkan organisasi Mujahidin Khalq dari daftar teror UE atau menggunakan kelompok teroris untuk menimbulkan kerusakan pada negara-negara non-Barat adalah bagian dari pendirian ganda UE terhadap fenomena terorisme,” ujar anggota delegasi parlemen Iran, Javad Jahangirzadeh, dalam pertemuan Persatuan Antarparlemen di Bangkok pada hari Senin (29/3).

Pada bulan Februari 2009, para menteri UE mengeluarkan kelompok teroris anti-Iran Mujahidin Khalq dari daftar organisasi teror mereka, menyusul keputusan dari pengadilan Eropa yang memenangkan kelompok yang telah mengaku bertanggung jawab atas banyak serangan mematikan terhadap penduduk sipil Iran dan Irak, dan bekerjasama aktif dengan rezim mantan diktator Saddam Hussein.

Mujahidin Khalq melancarkan operasi teroris terhadap Iran menyusul Revolusi Islam 1979 dan selama perang Iran-Irak tahun 1980-1988. Organisasi itu kemudian membantu mantan diktator Saddam Hussein dalam pembantaian terhadap warga Syiah di tahun 1991.

Jahangirzadeh menyalahkan sejumlah negara Barat, terutama AS, yang telah melakukan perang terhadap negara lain dengan dalih perang melawan teror dan menyiapkan kondisi untuk pembentukan berbagai kelompok ekstrem.

Laporan Sunday Telegraph tahun 2007 mengungkapkan bahwa kelompok teror Jundallah adalah ciptaan CIA yang didesain untuk mewujudkan perubahan rezim di Iran. Laporan itu mengatakan bahwa CIA-lah yang berusaha mendestabilkan Iran dengan memberikan dukungan senjata dan uang kepada Jundallah.

Jundallah adalah kelompok teror Pakistan yang berafiliasi dekat dengan organisasi Al Qaeda dan terdiri atas anggota etnis minoritas Baluch.

Sebuah laporan dari kantor berita ABC juga mengindikasikan bahwa para pejabat di Washington telah memerintahkan teroris Jundallah untuk melakukan serangan gerilya di dalam Republik Islam, menculik para petinggi Iran dan mengeksekusi mereka di depan kamera sebagai bagian dari tujuan programatik menggulingkan pemerintahan Iran.

Jahangirzadeh juga menyentuh isu Palestina, mengatakan bahwa kebijakan unilateral AS dan negara-negara Barat lainnya tentang terorisme dan juga dukungan mereka terhadap terorisme negara Israel telah menumbuhkan kebencian luas terhadap negara-negara tersebut. “Citra terorisme telah berubah. Terorisme ekonomi, terorisme negara, pembunuhan para individu dan figur, blokade, serta pembunuhan brutal rakyat Palestina adalah manifestasi lain dari terorisme,” ujarnya menyimpulkan. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts