Kelompok-kelompok oposisi bersenjata di Somalia ternyata menggunakan Internet untuk penggalangan dana dan perekrutan anggota mereka, dan mereka mendapat hasil yang lebih baik melalui jaringan internet daripada apa yang telah mereka lakukan di 'darat', kata laporan PBB.

Laporan yang disampaikan oleh Kelompok Pemantau PBB somalia juga menyoroti bagaimana para oposisi bersenjata Somalia menggunakan Internet untuk menyebarkan informasi tentang bagaimana cara membuat bom dan hukum-hukum agama.

Laporan ini mengutip dari sebuah acara "live" penggalangan dan yang berlangsung selama tiga-hari, pada bulan Mei tahun lalu dan dari forum online Jihadis pada bulan Maret 2009 yang dihadiri oleh anggota senior Asy-Syabaab dan Hizbul Islam, dua kelompok oposisi utama yang melawan pemerintah boneka dukungan Barat yang dipimpin oleh Presiden Syaikh Syarif Ahmad.

Penggalangan dana Online

"Kelompok Asy-Syabaab dan Hizbul Islam secara teratur telah melakukan hal tersebut secara bersama dalam berbagai forum jihadis di Internet, dan kerjasama di dunia maya ini mencapai hasil yang lebih besar daripada apa yang mereka lakukan di darat," kata laporan tersebut.

Asy-Syabaab telah meluncurkan penggalangan dana online selama dua minggu untuk para pejuangnya pada bulan Agustus 2009 lalu, yang mampu menarik pemimpin senior lokal dan ratusan partisipan dalam jaringan diaspora warga Somalia, kata laporan itu.

Para peserta forum mampu mengumpulkan dana dengan total lebih dari 40.000 dolar selama acara penggalangan dana berlangsung, di mana para tokoh Asy-Syabaab menyampaikan tentang kesulitan yang dihadapi pejuang dan keluarga mereka.

"Internet terus memainkan peranan penting dalam propaganda, perekrutan dan penggalangan dana oleh kelompok bersenjata Somalia," kata kelompok pemantauan.

Outlet online Yang paling aktif asy-Syabaab di internet didirikan pada bulan September 2007 dan hostingnya terdaftar di Swedia.

Situs ini digunakan untuk menyebarluaskan dan menghasilkan materi serta informasi kelompok Asy-Syabaab, dan menjadikannya sebagai bagian integral dari propadanda asy-Syabaab.

Agustus lalu dalam situs mereka, diposting 47 halaman hukum-hukum agama, atau fatwa, melawan proses perdamaian Djibouti, yang bertujuan untuk mengatur bersama pemerintah Somalia yang inklusif.

Fatwa-fatwa yang disampaikan memberikan justifikasi agama bagi kelompok oposisi Somalia untuk berperang melawan pemerintah boneka Somalia.

Website mereka juga memposting sebuah link yang menuju ke sebuah buku berjudul "The Science of Explosions dan Explosives".

"Maksud dipostingnya hal tersebut, agar para pendukung dan simpatisan Syabaab memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan bom," kata laporan.

Forum Internet

Asy-Syabaab juga menggunakan forum-forum Internet untuk melakukan kerjasama dengan para pejuang asing yang seide dengan mereka.

Dalam salah satu contoh, adanya proses dari suatu upacara untuk mengucapkan terima kasih kepada para pejuang asing, dan dilaporkan hal itu dilakukan untuk merayakan perkawinan sekitar 50 orang pejuang asing dari yang menikah dengan perempuan somali, sebagai cara untuk mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Somalia, yang dilanjutkan kepada peserta yang ada di forum online.

"Pesan tersebut jelas-jelas untuk menjamin potensi relawan asing, bahwa mereka akan disambut dengan hangat jika mereka bergabung dengan asy-Syabaab," kata laporan itu.

Meskipun adanya gejolak di internal Somalia namun yang cukup membanggakan adalah adanya beberapa koneksi internet di Somalia yang tercepat di Afrika.

Pada tahun 2005, ketika sebagian besar warga Afrika masih belum menempatkan infrastruktur ini, Somalia dengan bantuan Diaspora besar penduduknya, telah mengembangkan internet tercepat dan termurah serta sarana telekomunikasi," kata Rasyid Abdi, seorang analis Somalia pada International Crisis Group.

Rasyid Abdi menggambarkan asy-Syabaab menggunakan Internet sebagai sebuah tren umum dari "cyber-jihadisme", yang sulit untuk dikendalikan. "Saya tidak akan merekomendasikan memotong jaringan internet yang ada di Somalia. Hal itu hanya sebuah katalis bukan penyebab utama," katanya, seraya menambahkan bahwa internet juga bisa juga menjadi sarana untuk membantu menyelesaikan konflik. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts