KANDAHAR - Gerakan Taliban secara berkala mulai menarget para kontraktor pemerintah AS di Afghanistan selatan, meningkatkan penggunaan taktik untuk menggoyang perusahaan-perusahaan yang terlibat dan berpotensi menghambat proyek perkembangan yang bertujuan untuk membendung gerakan perlawanan, kata para pejabat AS.
Satu bulan terakhir, setidaknya ada lima serangan di provinsi Helmand dan Kandahar terhadap para staf kontraktor Badan Pengembangan Internasional AS yang menjalankan proyek-proyek agrikultur, membangun jalan, memelihara pembangkit listrik dan bekerja sama dengan para pejabat setempat.
USAID “mencari rekanan” dengan cara seperti biasanya, sebagian besar orang yang diperkerjakan adalah warga Afghanistan, yang diawasi oleh asing. Perananan perusahaan-perusahaan tersebut menjadi semakin penting karena dana bantuan yang masuk ke Afghanistan selatan – sebagai bagian dari upaya ganda untuk mencptakan kesan niat baik dan dukungan terhadap pemerintahan Kabul – semakin banyak.
Sebuah ledakan bom mobil bunuh diri terjadi pada hari Kamis malam di luar kompleks perkantoran kontraktor Barat di Kota Kandahar. Ledakan itu menjadi serangan terbaru yang paling mematikan. Ledakan yang terjadi pukul 21.30 tersebut menewaskan setidaknya empat penjaga keamanan Afghanistan dan melukai 16 orang lainnya, termasuk setidaknya dua warga negara Amerika, dan para pekerja asal Afrika Selatan dan Nepal. Bangunan tersebut menjadi kantor beberapa perusahaan kontraktor AS, termasuk Chemonics International, Louis Berger Group dan Central Asia Development Group, kata sejumlah pejabat AS.
Tiga bangunan dalam kompleks tersebut, yang terletak sekitar lima mil dari pangkalan Tim Rekonstruksi Provinsi yang dioperasikan Kanada, mengalami kerusakan, kata para pejabat AS.
Setidaknya salah satu perusahaan yang beroperasi di Kandahar, DAI, yang bermarkas di Bethseda, mengevakuasi sejumlah karyawan ke Kabul setelah serangan itu, tambah mereka.
“Para penjahat sudah mengetahuinya,” kata seorang pejabat AS di Kandahar. “Saya belum pernah melihat mereka menarget para rekanan dengan cara semacam itu. Kami kini harus melakukan evaluasi ulang mengenai apa yang kami kerjakan.”
Serangan hari Kamis tersebut terjadi berselang dua hari setelah Hosiy Sahibzada, 24, seorang warga Afghanistan yang bekerja untuk DAI, ditembak dalam perjalanan pulang dari kantornya di Kota Kandahar. Pada hari Selasa, seorang karyawan International Relief & Development ditembak mati di daerah Gamsir, provinsi Helmand.
Pada akhir Maret, dua orang yang mengenakan rompi bom dan menenteng senapan serbu menyerang kantor kontraktor USAID di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand.
Insiden kelima juga terjadi pada akhir Maret, di sebelah selatan Lashkar Gah. Serbuah konvoi karyawan Ehemonics menjadi sasaran serangan bom dan tembakan senjata yang menewaskan tiga warga negara Afghanistan.
Pada tanggal 15 Desember, sebuah kantor DAI diledakkan di Gardez, menewaskan lima orang penjaga keamanan Afghanistan.
Pejabat AS tersebut mengatakan, bodoh jika ada yang mengira serangan-serangan itu tidak terkait. “(Serangan-serangan) ini bukan kebetulan,” katanya. “Inilah yang mereka lakukan saat ini.”
Seorang pejabat militer senior di Kandahar mengatakan bahwa militer AS “mengawasi kejadian-kejadian ini dengan saksama” untuk mengamati pola serangan serta mencari tahu apakah menjadikan kontraktor sebagai target telah dijadikan semacam taktik.
“Seiring dengan kedatangan pasukan tambahan dan peningkatan pasukan Afghanistan, maka sudah diduga bahwa para militan akan mencari target-target yang lebih rentan,” kata pejabat tersebut. “Khususnya pada saat kami meletakkan fokus pada perbaikan cara-cara pemerintahan.” Seorang juru bicara DAI, Steven O’Connor, mengatakan: “Kami secara konstan mengevaluasi dan menyesuaikan prosedur keamanan kami mengenai kejadian saat ini, dan itulah yang tengah kami lakukan di Kandahar. [adm/suaramedia]
Posting Komentar