Seorang penduduk Swat, pembuat rekaman video yang menggambarkan pencambukan seorang gadis di Swat, menghentikan dramanya, dan mengaku menerima bayaran sebesar setengah juta rupee.

Sebelum dilakukannya operasi "Rah-e-Rast", sebuah LSM memberi dana untuk membuat video palsu yang menggambarkan anggota kelompok Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), mencambuk seorang perempuan. Rah-e-Rast adalah operasi yang dimulai Mei 2009 oleh pemerintah untuk memburu anggota-anggota Taliban.

Pemerintah provinsi dan Komisaris Polisi Malakand, Syed Muhammad Javad, memerintahkan penyelidikan kasus tersebut, dan meminta laporan dari pihak-pihak yang berwenang.

Setelah melakukan pencarian di Malakand, penegak hukum berhasil menahan anak-anak yang tampil dalam rekaman video, dan seorang warga pria Swat ditahan oleh pihak berwenang di Kohat.

Anak-anak dan pria yang ditangkap itu mengaku, bahwa rekaman video itu palsu dan dibuat atas permintaan LSM yang bermarkas di Islamabad. LSM tersebut memberi uang sebanyak setengah juta rupee kepada laki-laki itu.

Sumber-sumber menyebutkan, bahwa perempuan yang dicambuk dalam video itu juga ditangkap. Dia mengaku mendapat 100.000 rupee, dan masing-masing anak lainnya mendapat 50.000 rupee. Juga disebutkan, tujuan LSM di Islamabad menyuruh membuat rekaman video palsu adalah untuk menurunkan integritas dan kehormatan Pakistan.

Dalam rekaman video terlihat seorang perempuan muda dibaringkan di tanah, seorang pria memegangi kedua kakinya dan seorang wanita memegang tangan dan jongkok dekat kepalanya. Seorang pria yang memegang tali seperti sabuk berwarna hitam memukuli perempuan itu, dengan gerakan--yang terlihat dari ayunan tangannya--seakan ragu, antara memukul keras atau pelan. Sekelompok orang berdiri mengitari mereka, tampak di antaranya beberapa anak kecil.

Media Inggris, Guardian, pernah memuat cerita tentang isi video itu pada bulan April 2009, yang didapat dari seorang antropolog etnis Pashtun yang tinggal di Swat. Laporan itu dilengkapi dengan pembahasan tentang Taliban, serta kutipan LSM dan wartawan yang menolak menyebutkan identitasnya. Disebutkan, rekaman video tersebut beredar luas melalui telepon genggam.

Dilaporkan oleh The News, disamping menangkap para pelaku pembuat video palsu, pihak berwenang juga akan menuntut LSM di Islamabad yang menyuruh membuat video itu. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts