LERIDA
- Sebuah kota di Spanyol akan mengadakan acara debat mengenai larangan mengenakan cadar penuh di depan publik. Perdebatan dewan kota Lerida, akan dilaksanakan di kota berpenduduk 140,000 tersebut di Catalonia utara timur, pada tanggal 28 Mei.

Namun, jika debat tersebut tidak melibatkan dari komunitas Muslim Spanyol maka hasilnya sudah bisa ditebak, yakni wacana larangan niqob tersebut akan disetujui. Nasionalis moderat dari partai Konvergensi dan Union (UKI) Catalan yang mengusulkan larangan tersebut, menyebut cadar adalah "hambatan untuk martabat dan integrasi perempuan dalam masyarakat kita".

Sekitar 20 persen dari penduduk kota ini adalah imigran dan kehadiran "orang Salafis (di Spanyol orang islam taat disebut Salafi) telah memfasilitasi penyebaran praktik-praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesetaraan seksual dan menghormati wanita," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

Pada awal 2010 terdapat 5,7 juta orang asing di Spanyol, yang memiliki total jumlah penduduk 46.900.000, menurut National Institute of Statistics.

Ini termasuk 746.760 penduduk asal Maroko, meningkat dari 4,0 persen dari tahun 2009.

Banyak tuduhan dilemparkan kepada umat Muslim disana, bahwa kelompok "fundamentalis" akan menyerang perempuan yang tidak mengenakan jilbab atau sering mengunjungi bar. Mereka juga akan memberikan tekanan terhadap orang tua atau suami. Baru-baru ini dikabarkan, seorang pemuda Maroko diserang karena ia bermain sepakbola dengan pemuda non-Muslim di desanya.

Walikota Lerida, Angel Ros, dari Partai Sosialis yang juga menguasai pada tingkat nasional, mendukung larangan niqab tersebut dengan alasan untuk melindungi "hak-hak dasar perempuan", kata juru bicara kota itu.

Departemen hukum kota ini sedang mempelajari kemungkinan pelarangan penggunaan cadar di tingkat lokal, namun wali kota akan lebih memilih larangan yang lebih luas di tingkat regional atau nasional, tambahnya.

Menteri Perburuhan dan Imigrasi Spanyol, Celestino Corbacho mengatakan pada Senin lalu, ia mendukung larangan niqob di tempat kerja.

"Menutupi wanita secara menyeluruh dengan sepotong pakaian, dengan simbolisme apapun, sama sekali bertentangan dengan masyarakat kita dan sama dengan berhenti bergerak menuju kesetaraan antara laki-laki dan perempuan," katanya. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts