Pendiri dan kepala editor WikiLeaks, Julian Assange, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui siapa pengirim sekitar 91.000 dokumen rahasia militer AS yang bocor baru-baru ini, karena situs WikiLeaks didesain sedemikian rupa untuk menyembunyikan sumber dari data yang diterimanya.

Pria itu tidak mengatakan apakah itu berarti dirinya tdak tahu siapa pembocor dokumen tersebut. Namun yang pasti katanya, sistem kerahasian berlapis yang ada membantu melindungi sumber yang memasukkan informasi ke situsnya dari agen mata-mata dan lembaga-lembaga yang memusuhinya.

"Kami tidak pernah tahu sumber kebocorannya (si pembocor)," ujarnya kepada para wartawan dalam pertemuan di London's Frontline Club Selasa malam (27/7), sebagaimana dikutip AP.

"Keseluruhan sistem kami dirancang sedemikian rupa sehingga kami tidak harus menyimpan rahasia itu," tambahnya.

Sistem sumber anonim yang diterapkan WikiLeaks membuat sebagian pihak meragukan keaslian dokumen-dokumen yang dibocorkan di sana. Meskipun demikian, kata Assange, WikiLeaks tidak berarti bisa dibohongi dengan dokumen-dokumen palsu.

Pertemuan di Frontline Club Selasa lalu itu merupakan pertemuan kedua Assange dengan perkumpulan media di London.

Presiden Amerika Barrack Obama dan jajarannya sangat khawatir dengan dampak terkuaknya ribuan informasi rahasia tersebut. "Bisa membahayakan individu atau operasi (militer)," demikian kata Obama.

Sementara Adm. Mike Mullen kepada wartawan di Baghdad mengatakan hal itu mengancam nyawa orang Amerika.

Sedangkan menurut mantan kepala CIA Michael Hayden, bocoran dokumen-dokumen itu merupakan hadiah besar bagi musuh-musuh Amerika Serikat.

"Jika saya Taliban atau Al-Qaidah, saya akan menyebutnya tak ternilai harganya," kata Hayden. "Jika saya kepala intelijen Rusia, saya akan memanggil penerjemah bahasa Inggris saya dan berkata: 'Baca setiap dokumen dan saya mau kamu menceritakan padaku, seberapa hebat mereka? Apa taktik mereka, kekuatan mereka, kelemahan dan kekurangan mereka?"

Ketika ditanya apakah dirinya tidak mengkhawatirkan ancaman terhadap keamanan nasional di berbagai negara terkait bocornya informasi-informasi rahasia itu, Assange menjawab hal itu bukanlah urusannya. Pria asal Australia itu bahkan menegaskan WikiLeaks sebelumnya juga pernah menampilkan salinan dokumen rahasia pasukan khusus AS tahun 2006.

"Bukan peran kami untuk bersanding dengan berbagai negara. (Semua) negara memiliki masalah keamanan nasional, (sedangkan) kami tidak punya masalah keamanan nasional," tegas pria berusia 39 tahun itu.

"Kalian sering mendengar ... bahwa sesuatu mungkin mengancam keamanan dalam negeri AS," lanjutnya. "Setiap kali pernyataan ini dibuat, harus dihentikan. Ancaman atas keamanan nasional Amerika Serikat? Apakah Anda serius? Keamanan seluruh penjuru negara AS? Menggelikan!"

Assange menambahkan bahwa dirinya tidak tertarik dengan keamanan negara, ia hanya peduli dengan keselamatan individu.

Moderator di Frontline mengatakan padanya bahwa pemuda-pemuda Inggris telah mengorbankan nyawa mereka di Afghanistan.

Dengan sigap Assange balik bertanya, "Untuk apa?"

Sedikit mengungkap cara kerja organisasi online yang didirikannya itu, Assange menjelaskan bahwa input data online yang ada di WikiLeaks adalah "tidak seperti yang pernah Anda lihat."

"Kami meng-encrypt semua informasi, yang diarahkan lewat berbagai yuridiksi legal, ke beberapa server."

Sebagian orang mungkin bertanya-tanya apa motif mantan hacker ini membuat situs semacam WikiLeaks. Kepada koran Jerman Der Spiegel Assange pernah berkata bahwa ia "senang menghancurkan para bajingan."

Komentarnya itu bukan olok-olok semata. Assange yang sudah lebih dari sebulan keluar dari Amerika Serikat karena diburu intel dan petugas keamanan, menggambarkan dirinya sebagai seorang petarung yang senang "menghentikan orang yang telah menimbulkan korban agar tidak berbuat sesuatu yang lebih banyak memakan korban." [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts