LONDON - Ratusan aktifis Muslim di penjara-penjara Inggris dapat memulai gelombang "baru" homegrown "terorisme" terhadap negara dengan serangan tunggal yang sulit untuk dicegah, kata para ahli keamanan yang memperingatkan pada Jumat kemarin.

Sekitar 800 tahanan aktifis Muslim mungkin akan muncul dari penjara di tahun-tahun mendatang setelah berhasil dibina oleh "jihadis" saat berada didalam penjara, kata sebuah laporan dari Royal United Services Institute (RUSI).

Ditambahkan bahwa Britania memiliki ketakutan terbesar terorisme "dari dalam negeri sendiri" dari negara mana pun di Barat dan kondisi bahwa terorisme bisa terjadi kapan saja.

"Radikalisasi Jihad diyakini oleh otoritas penjara akan terjadi dengan kecepatan tinggi," kata laporan yang berjudul "Terorisme: The New Wave".

"Mungkin sekitar 800 orang berpotensi melakukan kekerasan, mereka sebelumnya tidak bersalah atas tuduhan terorisme, mereka adalah tahanan biasa pada awalnya, dan mereka akan kembali ke masyarakat dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang," katanya.

Kepala penjara percaya bahwa satu dari 10 narapidana Muslim di lembaga-lembaga tinggi penjara akan menjadi radikal, katanya.

Pergeseran gaya baru serangan yang didorong oleh munculnya pemimpin Al Qoidah yang baru, seperti ulama asal Amerika Anwar Al-Awlaki yang telah menemukan cara baru untuk membuat plot serangan menjadikan petugas keamanan berusaha lebih keras untuk untuk melakukan pelacakan.

Awlaki telah dituduh mengilhami serangan baru-baru ini, seperti serangan penembakan di pangkalan militer Fort Hood, dan upaya serangan Hari Natal di pesawat tujuan Detroit Amerika.

Generasi baru "teroris" yang akan menyerang Britania akan "menerima sedikit pelatihan dan beberapa sumber daya, meningkatkan kesulitan bagi polisi dan intelijen dalam melacak dan menghentikan mereka," kata RUSI (Royal United Services Institute).

Laporan itu menyimpulkan bahwa di Britania, "kondisi semua yang ada di sana, dapat melakukan serangkaian serangan yang bisa dimulai kapan saja."

Pemboman di tiga kereta bawah tanah London dan sebuah bus pada tanggal 7 Juli 2005, meninggalkan 52 orang mati. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts