Imam Masjidil Haram pada hari Jumat kemarin mengatakan bahwa ancaman pendeta AS, Terry Jones, untuk membakar Al Qur'an adalah tindakan terorisme dan hasutan untuk melakukan terorisme. 

Menyampaikan khotbah Idul Fitri kepada lebih dari 2,5 juta jamaah yang memadati masjid, Syeikh Saleh Bin-Humaid juga menyebut bahwa pembakaran kitab suci itu adalah tindakan agresi terhadap Islam, pengikutnya dan kesuciannya.

Di antara jamaah, juga hadir Raja Abdullah, dan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, serta pangeran senior dan anggota kabinet Saudi.

Bin-Humaid, yang merupakan ketua Dewan Peradilan Agung, mendesak umat Islam untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat dan budaya lain.

"Kami menyerukan hubungan yang lebih solid, pemahaman yang lebih baik, saling menghormati dan kerjasama antara masyarakat," kata sang imam, menekankan pentingnya dialog antaragama.

"Dari kota suci ini, ibukota Islam dan umat Islam, dialog antaragama diadakan untuk membangun jembatan pemahaman dan hidup berdampingan secara damai dan menolak segala bentuk terorisme dan fanatisme," kata Bin-Humaid.

Imam menggambarkan Islam sebagai agama kebenaran, moderasi dan toleransi.

Bin-Humaid mengatakan bahwa Al Qur'an adalah mukjizat abadi untuk umat Muslim sejak dari 14 abad yang lalu.

"Ini bukan artifak sejarah atau dokumen langka. Ini adalah dasar dari agama Islam dan buku pedoman, hukum dan moral. " Sang Imam mengatakan Allah Maha Kuasa telah berjanji bahwa Ia akan melindungi Al Qur'an sampai hari kiamat. [adm/eramuslim]

1Komentar

Posting Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts