SIDNEY, Australia - Nilai-nilai Islam adalah lebih unggul daripada nilai-nilai sekuler Barat yang "cacat" dan non-Muslim tidak boleh dalam posisi untuk meng-kuliahi Muslim tentang penindasan perempuan, kata seorang orator demonstrasi kemarin di Sydney dalam sebuah aksi demo terhadap proposal untuk melarang burqa.

''Meskipun propaganda negatif yang intens terhadap Islam dan khususnya kebohongan tentang perlakuan terhadap perempuan, jumlah wanita Barat yang memeluk Islam terus meningkat dengan kecepatan tinggi,''kata Fautmeh Ardati, anggota kelompok Islam Hizbut Tahrir.

''Karena menggunakan kebebasan memilih sebagai justifikasi, maka kami juga menerima wanita yang menanggalkan pakaian keluar dari kebebasan yang sama untuk memilih, dan kita tidak pernah bisa melakukan ini sebagai perempuan Muslim. Kami berpakaian seperti ini karena perintah Allah, bukan karena suruhan orang.''

Perempuan memiliki dua pilihan, katanya. ''Cara hidup Barat sekuler, yang merampas harga diri wanita, kehormatan dimana ia dianggap tidak lebih dari komoditi yang akan dibeli dan dijual, atau memilih Islam, di mana seorang wanita bermartabat, dihormati dan dihargai secara tak ternilai.''

Kemudian dia mengutip tingginya tingkat pemerkosaan dan kekerasan rumah tangga dan mengatakan:''Mereka berada dalam posisi yang tidak akan mengajar kami tentang penindasan dan penaklukan'' Ardati adalah satu dari lima pembicara pada aksi damai itu, bertempat di Taman Parry, sebagai reaksi terhadap usaha gagal baru-baru ini oleh Fred Nile dari NSW MP untuk memperkenalkan rancangan undang-undang yang melarang burqa.
Masyarakat Muslim rally terhadap larangan yang diusulkan dari Niqab.

Ada sekitar 2000 orang dalam aksi tersebut, dengan laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh deretan pembatas plastik. Pria pembicara berbicara kepada orang banyak dari podium di depan. Kedua pembicara perempuan berbicara dari bagian perempuan, yang berarti sebagian besar pria berarah berbalik kepada perempuan, demo ini tidak mencampur antara laki-laki dan perempuan.

Sheikh Shady Al-Suleiman mengatakan Muslim mencintai Australia, tetapi menolah gangguan dalam praktik agama mereka. ''Jauhkan dari urusan kami,''ujarnya.

Ummu Jamaalud-Din mengatakan RUU dari Neil itu "sangat tidak mencerminkan Australia"  dan telah membuka lantai unsur-unsur rasisme yang ada dalam masyarakat Australia, yang sekarang mereka akan measakan bisa difitnah, dilecehkan dan kemungkinan adanya serangan terhadap perempuan muslim.

''Saya merasa diberdayakan oleh pengetahuan bahwa saya mengendalikan penampilan keindahan saya kepada siapa yang saya pilih,''katanya.

''Aku bisa bergerak bebas di seluruh masyarakat tanpa menjadi sasaran mata Tom, Dick atau Harry dan tidak dinilai berdasarkan nilai nominal melainkan untuk siapa saya sebagai pribadi.''

Sebelumnya, penyelenggara aksi telah memberitahu orang-orang untuk tidak berbicara kepada media. Seorang perempuan memakai yang burqa mengatakan ia akan minta suaminya sebelum berbicara ke wartawan koran Herald. Ketika ditanya apakah dia membutuhkan ijin dari suaminya untuk berbicara, katanya:''Kita diperbolehkan tetapi kami memilih untuk tidak berbicara.''

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts