Pimpinan tertinggi institusi Islam, Universitas Al Azhar Mesir, mengatakan akan membekukan pertemuan dengan pihak Vatikan setelah pernyataan Paus Benediktus XVI yang dianggap menghina Islam, meski Vatikan mengatakan ingin melanjutkan kontaknya dengan Al Azhar.

Keputusan itu muncul setelah pertemuan luar biasa Dewan Peneliti Islam Al Azhar yang diketuai oleh Grand Imam Al Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayyeb, kata pernyataan itu.

Dewan Peneliti Islam Al Azhar mengadakan pembahasan dalam pertemuan darurat pada hari Kamis untuk membahas pernyataan Paus yang dianggap menghina yaitu bahwa umat Islam melakukan diskriminasi terhadap orang non Islam yang hidup di Timur Tengah, demikian pernyataan Al Azhar.

"Dewan memutuskan untuk membekukan dialog antara al-Azhar dan Vatikan untuk jangka waktu yang belum ditentukan," tambah pernyataan tersebut.

Vatikan, sementara itu, mengatakan ingin melanjutkan pembicaraan dengan al-Azhar Mesir menyusul keputusan sebelumnya untuk menangguhkan hubungan diplomatik.

"Dewan kepausan untuk jalur dialog antar-agama tentang keterbukaan dan keinginan untuk dialog tidak berubah," kata juru bicara Vatikan Federico Lombardi.

Paus Benediktus bulan ini mengutuk serangan terhadap gereja-gereja yang menewaskan puluhan orang di Mesir, Irak dan Nigeria, mengatakan bahwa masyarakat Islam di Timur Tengah hasrus menunjukkan kebutuhan untuk mengadopsi langkah-langkah efektif untuk melindungi agama minoritas.

Al-Azhar dan Vatikan mengadakan pertemuan rutin dua-tahunan untuk membahas kerjasama.

Pernyataan Paus tersebut diucapkan setelah pengeboman Tahun Baru di luar sebuah gereja di kota Iskandariyah Mesir, yang mengakibatkan 23 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Pada hari Rabu, para pemimpin Arab berkumpul untuk pertemuan puncak ekonomi di Sharm al-Sheikh menyuarakan "penolakan total " mereka atas campur tangan asing dalam urusan Arab atas minoritas Kristen di kawasan itu. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts