Jembatan penyebrangan putus, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dibantu Lazismu dan Angkatan Muda Muhammadiyah(AMM), Tentara Nasional Indonesia (TNI) beserta warga Jeneponto bahu-membahu membuat Pincara atau Rakit Bambu.

Sapriadi Saleh, Ketua Divisi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) MDMC Sulawesi Selatan (Sulsel) mengatakan, pembuatan rakit tersebut digunakan oleh penduduk yang akan menyeberang akan tetapi mengalami kesulitan karena jembatan putus akibat terjangan banjir.

"Digunakan di salah satu jembatan yang putus yakni jembatan Munte yang menghubungkan antara desa Bontomate'ne dengan desa Mangepong Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto," ungkap Sapriadi melalui kerterangan pers yang diterima redaksi Muhammadiyah.id pada Jum’at (1/2).

Pengadaan rakit ini juga bisa dimanfaatkan oleh siswa yang akan menyebrang menuju tempat sekolah mereka.

"Karena kami melihat warga terutama anak sekolah yang sekolah di pesantren Munte menyebrangi sungai dengan basah basahan, ini tentu sangat beresiko," terangnya.

Bukan hanya gunakan sebagai alat penyebrangan orang, tapi adanya rakit bambu ini juga bisa digunakan menganggkut kendara sepeda motor, serta digunakan oleh petani dalam menjual hasil pertaniannya.

“Kalau tiga bulan baru baik ini jembatan, hasil pertanian kita boknok,” kata Syafri, warga Desa Mangepong, yang biasa mendistribusikan hasil pertanian warga ke Jeneponto dan Makassar.

Adanya rakit ini diharapkan juga bisa menyambung jalur ekonomi yang terputus, sehingga mendorong perekonomian penyitas segera stabil. 

(a'n/Muhammadiyah.or.id)

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts