.
 

Warga Palestina merasa cemas. Mereka khawatir saat Israel melaksanakan aneksasi di wilayah pendudukan Tepi Barat, maka mereka akan kesulitan menjangkau Laut Mati dan pantai-pantainya yang kaya mineral.

Padahal, Laut Mati adalah daerah tujuan wisata yang populer. Para pelancong seluruh dunia ingin mencicipi rasanya mengapung di air Laut Mati yang memiliki kadar garam tinggi serta merasakan lumpur Laut Mati dengan kandungan yang kaya. Pantai Laut Mati itu berbatasan dengan Israel, Yordania, dan Tepi Barat.

"Tempat ini adalah berkah bagi semua warga Palestina, namun jika aneksasi (Israel) benar-benar dilaksanakan maka akan sulit bagi merka menjangkau ke sini. Mereka mungkin memerlukan izin untuk bisa ke sini," kata Musa Farah, penjaga pantai di salah satu resor di Laut Mati, yang dijalankan warga Israel.

Bahkan bagi sejumlah pemilik resor warga Israel itu, kecemasan tetap ada jika mereka akan kehilangan pelanggan karena rencana aneksasi. Resor-resor yang dimiliki warga Israel itu dibangun setelah Israel merebut Tepi Barat pada Perang 1967. 

"Bisnis saya akan sangat terpengaruh," kata Dina Dagan, pemilik Biankini Village Resort. "Pemerintah Israel seharusnya tahu bahwa bisnis saya tergantung pada warga Palestina yang berkunjung ke sini. Tempat ini terbuka bagi warga Yahudi dan Arab."

Israel merebut Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan dalam Perang 1967. Palestina ingin mendirikan negara di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.

Palestina berupaya untuk memiliki hak atas sejumlah wilayah Laut Mati dan mendirikan resor di sana. Laut Mati menjadi salah satu harapan untuk menjadi sumber pemasukan Palestina.

Namun, Israel telah mengumumkan rencana untuk memperluas kedaulatan atas bagian-bagian Tepi Barat, termasuk Lembah Jordan, yang sebagian berbatasan dengan Laut Mati. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan menganeksasi lembah tersebut dan seluruh wilayah Tepi Barat yang sudah menjadi tempat permukiman Israel.

Rencana Netanyahu ini sejalan dengan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Timur Tengah. Sebagian besar rencana ini dinilai memihak pada kepentingan Israel dan ditolak oleh bangsa Palestina.

Rencana aneksasi Israel telah memantik kritik dunia internasional. Negara-negara Eropa dan Arab memperingatkan bahwa aneksasi melanggar hukum internasional dan mengancam rencana solusi dua negara yang selama ini menjadi konsensus internasional untuk penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

Sumber : Republika.id

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts