NATO kembali kehilangan enam pasukannya dalam operasi militernya ke basis-basis Taliban di selatan Afghanistan. Dengan demikian, jumlah pasukan NATO yang tewas sejak Operasi Mustarak digelar awal pekan kemarin mencapai 11 orang.

Juru bicara Internasional Security Assistance Force (ISAF), Sersan Jeff Loftin mengatakan, keenam tentara NATO itu tewas di provinsi Helmand dalam beberapa insiden berbeda, dalam baku tembak dan terkena ledakan ranjau yang dipasang Taliban. Pihak NATO tidak mengungkapkan asal negara tentaranya enam tentaranya yang tewas itu. Tapi pemerintah Inggris di London mengatakan bahwa mereka kehilangan dua tentaranya Operasi Mustarak hari keenam, hari Kamis kemarin.

Helmand menjadi zona tempur yang berat bagi pasukan gabungan AS dan Inggris. Di beberapa tempat, pasukan gabungan itu menderita kekalahan dalam menghadapi Taliban. Memasuki hari ketujuh operasi pemberangusan Taliban, ribuan pasukan NATO dan pasukan militer Afghanistan menghadapi perlawanan yang keras dari militan Taliban, terutama di kota Marjah yang menjadi basis Taliban.

Gubernur Helmand, Mohammad Golab Mangal mengklaim operasi militer di Marjah sukses meski berjalan sangat lambat karena ranjau-ranjau darat yang disebar militan Taliban dan keberadaan warga sipil. Menurutnya, Marjah secara ekonomi dan strategi sangat penting bagi Helmand dan pemerintah Afghanistan.

"Marjah menjadi sentral provinsi Helmand dan menjadi pusat komando pasukan Taliban sehingga Marjah sangat penting bagi Taliban. Sumber finansial mereka (Taliban) adalah narkotik," kata Mangal.

Mangal tak memungkiri ada warga lokal yang berpihak pada Taliban dan ia sudah meminta agar para pendukung Taliban untuk menyerah. "Jika mereka menyerah, kemanan dan keselamatan mereka kami jamin. Kami juga akan membantu mereka jika mau bergabung dengan program-program nasional demi masa depan mereka," tukasnya.

Mangal mengaku "sangat terganggu" melihat korban di kalangan warga sipil akibat operasi militer itu, yang menurutnya bisa memberikan opini negatif di masyarakat dan mengikis kepercayaan rakyat pada pemerintah.

Operasi Mustarak yang digelar pasukan koalisi AS merupakan operasi terbesar yang pernah dilakukan koalisi itu di Afghanistan. Operasi yang digelar untuk memberangus kelompok militan Taliban ini tak lepas dari catatan buruk pasukan koalisi. Hari Rabu kemarin, delapan polisi Afghanistan jadi korban salah sasaran pasukan NATO dalam operasi militer di distrik Imam Sahib, provinsi Kunduz, utara Afghanistan. Akibat salah sasaran, enam polisi Afghanistan tewas dan dua lainnya luka-luka. NATO belum bisa memastikan kapan Operasi Mustarak ini akan berakhir. Komandan NATO asal Inggris, Mayor Jenderal Nick Carter mengatakan, kemungkinan mereka butuh waktu sampai satu bulan lagi untuk membersihkan basis-basis Taliban di selatan Afghanistan. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts