Cendikiawan AS, Noam Chomsky menyatakan, sikap permusuhan yang ditampakkan AS dan tindakan-tindakan yang dilakukan Israel merupakan faktor utama yang bisa mendorong Iran memutuskan untuk membuat "penangkal nuklir".

Dalam pidatonya di Gereja Memorial Harvard pada tanggal 6 Maret yang lalu, Chomsky berpendapat bahwa ancaman yang terus menerus dilontarkan AS untuk melakukan aksi militer terhadap Iran, bisa membuat Negeri Persia itu merasa perlu untuk mengembangkan senjata nuklir.

"Kalau mereka (Iran) tidak mengembangkan nuklir, mereka gila," tegasnya. Yang jadi masalah sebenarnya, kata Chomsky, adalah sikap munafik dan tekanan Amerika Serikat yang selalu mengancam Iran karena dianggap tidak mematuhi mandat-mandat yang dikeluarkan PBB.

"Sikap permusuhan AS dan sekutunya, Israel merupakan faktor utama yang akan membuat Iran mengambil keputusan apakah akan mengembangkan senjata nuklir atau tidak," tukas Chomsky.

Selama ini, Amerika Serikat dan sekutu utamanya Israel menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, dan menegaskan bahwa opsi militer tetap terbuka jika Iran tidak juga menghentikan program nuklirnya.

Tapi Iran tidak gentar dengan ancaman dan tekanan AS beserta sekutu-sekutunya. Iran tetap meneruskan program nuklirnya dan menegaskan bahwa program nuklir Iran untuk tujuan damai dan di bawah pengawasan penuh dari Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA).

Chomsky mengungkapkan keyakinannya bahwa AS tidak akan berani mengambil opsi militer. "Kapal Selam AS yang membawa rudal nuklir dan sudah ditempatkan di Teluk Persia, tidak akan menutup kesempata bagi Iran menggunakan senjata nuklir masa depan untuk keperluan ofensif. Ancaman AS membawa dampak yang mendorong Iran mengembangkan teknologi pertahanan nuklirnya," Chomsky mengingatkan.

Akademisi yang cukup terpandang di AS itu juga mengkritik standar ganda yang diterapkan para pembuat kebijakan di AS terhadap tiga negara yang mengembangkan nuklir dan tidak meratifikasi kesepakatan Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yaitu Israel, India dan Pakistan.

"AS memberikan bantuan teknologi nuklir pada tiga negara ini, dan melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB. Ketiga negara itu telah membuat senjata nuklir dan Israel sudah memiliki lebih dari 200 hulu ledak berkepala nuklir," ungkap Chomsky. Ia menyesalkan sikap kebanyakan rakyat AS yang disebutnya "bermetamorfosis" akibat pengaruh media massa milik pemerintah yang gagal melihat realitas yang sebenarnya. Dan Chomsky menilai Presiden AS Barack Obama pada kenyataannya tetap melanjutkan kebijakan-kebijakan luar negeri mantan presiden George W. Bush. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts