Irak menyatakan bahwa mereka resmi melakukan "perang terbuka" dengan al-Qaidah, setelah pemboman di Baghdad yang menewaskan puluhan orang, sedangkan Washington bersikeras pertumpahan darah di Irak tidak akan menunda penarikan pasukannya dari negara yang dilanda perang tersebut.

"Kita berada dalam perang. Dalam kasus kami, ini merupakan perang terbuka dengan sisa-sisa al-Qaidah dan Partai Baathnya Saddam Hussein, kata juru bicara keamanan Baghdad Mayor Jenderal Qassim Atta kepada Al Arabiya.

"Ada dukungan kelompok-kelompok teroris dari luar Irak, dari orang-orang yang tidak ingin melihat proses politik di Irak menjadi sukses," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Enam bom di ibukota Badghad pada Selasa kemarin (6/4) telah menewaskan sedikitnya 40 orang, dalam serentetan serangan berdarah kedua dalam tiga hari, hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok prlawanan telah kembali karena kebuntuan politik setelah pemilihan umum.

Ledakan menghancurkan sebagian besar bangunan perumahan di lingkungan yang bermayoritas penduduk Syi'ah, meninggalkan tubuh dan puing-puing berserakan di jalan-jalan kejadian ini mengingatkan kejamnya pertempuran sektarian Irak pada tahun 2006 dan 2007.

Serangan hari Selasa kemarin, juga melukai sekitar 140 orang, menyusul insiden tiga kendaraan pemboman bunuh diri terpisah pada hari Minggu yang menargetkan kedutaan asing yang menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai puluhan lainnya.

Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari, mengatakan serangan hari Minggu lalu dikedutaan memberikan tanda serangan itu berasal dari al-Qaidah dan juga pemboman yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang ingin menggagalkan pembentukan pemerintahan baru.

"Ini adalah serangan politik, yang bertujuan menghambat proses, dengan mengirim pesan bahwa teroris masih dalam 'urusannya'," kata Zebari kepada AFP. Partai-partai politik Irak masih terkunci dalam negosiasi dalam upaya untuk membentuk pemerintahan baru, hampir sebulan setelah pemilihan masing-masing empat blok utama tanpa kursi cukup untuk membentuk mayoritas parlemen sendiri. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts