ImageMeski banyak pihak yang menyambut baik hasil dan langkah-langkah yang dihasilkan dari pertemuan KTT G-20 di Washington yang berakhir pada Sabtu lalu, sebagai perkembangan positif untuk mengatasi krisis keuangan global, namun isi dan substansi komunike bersama masih diragukan banyak pihak.

Para analis pasar masih menilainya baru sebatas janji peningkatan kerjasama global atasi krisis. Janji itu masih harus dibuktikan dengan langkah-langkah kongkrit. Sejumlah permasalahan krusial seperti reformasi sistem keuangan global malah dipending hingga April 2009, menunggu pemerintahan Barack Obama berjalan secara efektif, padahal reformasi sistem keuangan dunia ini merupakan agenda yang dinanti-nantikan mayoritas negara-negara berkembang dan kebutuhan mendesak.

Setelah kawasan Eurozone mulai memasuki resesi dan ekonomi AS kemungkinan akan segera menyusul, KTT G-20 berakhir dengan menyetujui sejumlah langkah pemulihan ekonomi di negara-negara yang terkena dampak krisis global serta menyepakati pula pemberian bantuan kepada negara miskin. Namun demikian, KTT G-20 belum sampai pada tahap pendeklarasian prosedur baru atau melakukan perubahan mendasar mekanisme pelaksanaannya dan menyerahkannya kepada masing-masing negara untuk mengambil kebijakan yang sesuai.

Menurut laporan Aljazeera, hal yang sangat disayangkan adalah sikap KTT G-20 yang memutuskan untuk menunda pembahasan agenda reformasi sistem keuangan global hingga April 2009. Selain karena masalah masa transisi di pemerintahan Gedung putih, hal ini juga karena adanya perbedaan tajam antara AS dan Eropa seputar masalah mekanisme pengawasan pasar.

Menurut media New York Times, Eropa menginginkan peran lebih besar bagi negara dalam pengawasan pasar, karena terbukti pemberian kebebasan tanpa batas bagi pasar untuk menentukan kebijakan telah membawa krisis mematikan sehingga diperlukan peran negara yang lebih besar. Eropa juga menginginkan Institusi-institusi pengawas itu harus diberi kekuasaan tanpa batas sehingga akan efektif mampu mencegah terjadinya kolaps. Sementara itu, AS tetap bersikukuh pengawasan pasar harus dilakukan internal institusi dalam pasar sendiri, tanpa ada campur tangan negara.

Tapi menurut Wall Street Journal, meski pemimpin negara-negara G-20 berhasil membentuk satu perkumpulan internasional menghadapi dampak krisis, tapi sebagian besar dari apa yang disampaikan di KTT hanya sebatas janji bekerjasama di masa-masa mendatang.

Analis ekonomi dari Universitas California, Sung Won San mengatakan, isi Komunike bersama mengandung kecenderungan yang baik, tapi sis buruknya terdapat dalam detail implementasinya. Menurutnya, meski para pemimpin G-20 terlihat menyampaikan komitmen yang baik, tapi implementasinya sangat berat, karena setiap negara memiliki agenda dan kepentingan sendiri-sendiri yang memperumit masalah.

KTT G-20 berakhir dengan mengeluarkan beberapa langkah-langkah penyelematan antara lain, transparansi dalam pasar keuangan internasional, jaminan akuntabilitas tentang posisi keuangan melalui pengawasann lembaga pengawas independen, jaminan pengurangan transaksi spekulatif oleh perbankan dan lembaga keuangan.

Terkait dengan reformasi lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia disepakati akan dibahas kembali sebelum akhir 2008 dan akan dijadikan pembahasan utama dalam perundingan WTO.

KTT juga meminta kepada kementerian negara-negara anggota untuk membuat list berisi lembaga perbankan yang apabila kolaps akan mempengaruhi ekonomi global serta meminta Depkeu untuk memperbaiki sistem pengawasan keuangannya. [adm/suara-islam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts