Sebelum eksekusi, Imam Samudra telah membuat syair nasyid dan dinyanyikan sendiri. Isinya, ada pesan pada keluarga juga sikapnya pada Yahudi dan Amerika!


Sikap terpidana mati kasus Bom Bali I, Imam Samudra dan kawan-kawan rupanya tidak pernah berubah. Bahkan pada detik-detik terakhir masa hidupnya, ia justru membuat syair nasyid yang ditulis dan dinyanyikan sendiri.

Meski hanya berdurasi sekitar dua menit, isinya, menunjukkan ia seorang yang sangat kuat pendirian. Selain itu, syair Imam Samudra ini tersirat pesan untuk keluarga dan sikapnya pada bangsa Yahudi dan Amerika.

Inilah petikan nasyid Imam Samudra itu;


“Syahid aku, Syahid lah daku,

Mataku terpejam, daku terluka,

Selamat berpisah ayah bunda,

Anak –istri dan saudaraku,

Kita kan jumpa di alam fana,

Kan jumpa untuk slama-lamanya,

Di alam Janna kita kan jumpa, (2 x)

Di alam Janna kan bahagia, (2x)

Yahudi dan Amerika,

Musuh kita sepanjang masa

Amerika dan sekutunya,

Dan kita hajar hingga kan hancur.

Di alam syurga kita kan jumpa,

Di alam syurga kan bahagia,

Syahid aku,

Syahid lah daku,

Mataku terpejam,

Daku terluka,

"Isykariman au Mut Syahidan"

(Hidup Mulia, atau Syahid di jalanNya!)”

Syair nasyid Imam Samudra yang tak berjudul ini belakangan secara cepat beredar di dunia maya dan banyak dijadikan ringtone telepon seluler itu. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts