New York - Saham-saham AS di Wall Street turun tajam pada Senin waktu setempat, dalam sebuah sesi yang merenggut perebutan antara "bulls" (bergairah) dan "bears" (lesu), setelah pertemuan G20 pada akhir pekan gagal menenangkan kecemasan investor dan memperhebat kekhawatiran resesi global.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 223,73 poin (2,63 persen) menjadi ditutup pada 8.273,58 dan indeks komposit Nasdaq turun 34,80 poin (2,29 persen) menjadi 1.482,05.

Indeks Standard & Poor's 500 melemah 22,54 poin (2,58 persen) menjadi berakhir pada 850,75.

Perdagangan masih "gelisah" karena pasar bereaksi terhadap berita bahwa Jepang telah bergabung dengan zona euro masuk dalam resesi dan lebih banyak proyeksi yang mengatakan ekonomi AS kemungkinan di ambang nasib yang sama.

Serangkaian "rally" gagal bertahan dan aksi jual menguat pada akhir hari perdagangan.

"Wall Street, terus menderita karena tidak adanya kepercayaan," kata Fred Dickson, analis pasar pada DA Davidson & Co.

"Arus penebusan dari para mutual funds dan hedge funds, yang memperkuat para manager untuk mengambil posisi jual sesuai permintaan, telah menumpulkan rally pasar dan memperpanjang kelesuan pasar yang memburuk."

Pasar mendapat sedikit dukungan dari pernyataan pertemuan G20 dimana negara-negara ekonomi kuat menjanjikan kerjasama untuk memperkuat pasar dan ekonomi.

"Para investors mengkaji hasil pertemuan tersebut lebih dari gaung janji para pemimpin dunia untuk menstimulus pertumbuhan," kata Chris Lafakis dari Economy.com.

Carl Weinberg, kepala ekonom High Frequency Economics, mengatakan G20 gagal meribah prospek jangka pendek.

"Tidak ada tindakan konkrit terkoordinasi yang akan merubah prospek ekonomi dunia, nilai tukar atau suku bunga," kata Weinberg.

Pengaruh signifikan juga datang dari Jepang yang mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengalami kontraksi 0,1 persen dalam kuartal ketiga setelah menyusut 0,9 persen pada kuartal kedua, menambah ekpektasi resesi menimpa seluruh dunia.

"Pasar tidak mendapatkan banyak dukungan apapun sekarang," kata Patrick O'Hare dari Briefing.com.

Ryan Detrick dari Schaeffer's Investment Research mengatakan bahwa ia yakin pasar belum siap untuk kembali lagi.

"Saya tidak berpikir kami telah melihat dasar terendah kami," kata dia.

"Di sana, ada kecemasan di pasar, namun tidak hampir cukup mengindikasikan berakhirnya 'bear market'."

Di antara saham-saham yang jadi fokus, Citigroup jatuh 6,62 persen menjadi 8,89 dolar AS setelah raksasa perbankan AS itu mengumumkan rencana memangkas 50.000 pegawainya di seluruh dunia untuk mengatasi krisis finansial dan kerugian besar.

Bank of America turun 8,47 persen menjadi 15,03 dolar AS setelah mengumumkan akan membeli lagi saham di China Construction Bank Corporation.

General Motors turun 5,6 persen menjadi 3,18 dolar AS karena DPR AS merancang untuk berdebat tentang rencana bailout (penalangan) untuk sektor otomotif yang bermasalah. GM juga mengumumkan rencana menjual kepemilikannya di Suzuki Jepang.

Sementara harga obligasi negara menguat. Imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun jatuh menjadi 3,684 persen dari 3,750 persen pada Jumat dan obligasi nmegara bertenor 30-tahun turun menjadi 4,206 persen terhadap 4,230 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan. [adm/antara]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts