Tokoh World Uighur Conggres, Rebiya Kadeer akan mengunjungi Jepang, pekan ini, bertujuan menjelaskan situasi yang ada di Uighur. Rebiya yang hidup di pengasingannya AS, berusaha menjelaskan kepada dunia, terutama kondisi yang dialami muslim Uigur, yang menghadapi kekejaman pemerintah Cina. Langkah ini dilakukan Rebiya mengingat Jepang mempunyai pengaruh strategis, sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Sementara itu, Dubes Cina di Tokyo merencanakan protes atas rencana kunjungan Rebiya ke Jepang itu, dan menurut Dubes Cina, Cui Tiankai itu, kunjungan Rebiya dapat merusak hubungan diplomatic kedua negara antara Cina dan Jepang. “Kami harus melakukan kerjasama kedua negara (Cina dan Jepang) agar hubungan kedua negara ini tidak para criminal, khususnya kepentingan kedua negara”, ucap Cui.

Tindak kekerasan yang dilakukan muslim di Propinsi Xinjiang sudah berlangsung sangat lama, dan mengakibatkan banyak korban dari bangsa Uigur, yang menjadi mayoritas penduduk di propinsi itu. Namun, sebagai akibat tindakan kekerasan langkah-langkah yang sistematis, yang dilakukan pemerintah di Beijing, yang mereduksi penduduk Uighur, dan menggantikan dengn bangsa Han telah menimbulkan konflik-konflik, termasuk pengusaan asset ekonomi yang dimiliki bangsa muslim Uighur.

Kadeer yang merupakan tokoh muslim Uighur sudah lama mendapatkan suaka politik di AS, dan mendirikan dan memimpin organisasi World Uighur Conggres, yang berbasis di AS, berencana melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Partai LDP (Liberal Democratic Party), yang partai berkuasa di Jepang. Kunjungan Rebiya Kadeer itu akan berlansung selama lima hari, sejak Selasa ini. Selain itu, Kadeer juga berencana bertemu dengan sejumlah organisasi swadaya masyarakat di Jepang, dan meminta dukungan bagi penyelesaian secara damai, konflik di Uighur.

Dan, di Tokyo sejak meletusnya peristiwa di Xinjiang itu, berlangsung aksi protes di ibukota Tokyo, yang menolak kekerasan yang dilakukan aparat keamana Cina. Kadeer saat ini berusaha mencari dukungan dari negara-negara Islam, dan dunia Barat agar menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintah Cina.

Rebiya Kadeer pernah mendekam dipenjara selama enam tahun, yang akhirnya dibebaskan, dan kemudian bermukim di AS, hingga, dan terus memperjuangkan hak-hak muslim Uighur. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts