Cendikiawam Muslim Tariq Ramadan berniat mengggugat secara hukum pemerintahan kota Rotterdam dan Universitas Erasmus di kota itu, karena telah memecatnya hanya karena ia tampil dalam sebuah acara di stasiun televisi Iran, Press TV.

Ramadan menjadi penasehat walikota Rotterdam untuk isu-isu multikultural sejak tahun 2007 dan menjadi profesor tamu bidang teologi di Universitas Erasmus. Kedua institusi di Belanda itu memecat Ramadan dari jabatannya dengan alasan kehadiran Ramadan di stasiun televisi Iran bertentangan dengan jabatan yang diembannya.

Dalam pernyataan bersama antara pemerintahan kota Rotterdam dan Universitas Erasmus disebutkan bahwa Press TV dibiayai oleh pemerintah Iran dan kedua institusi itu menilai pemerintahan Iran adalah pemerintahan yang represif, oleh sebab itu mereka tidak bisa menerima keterlibatan Ramadan di stasiun televisi tersebut meski mereka mengakui kerja keras Ramadan sebagai penasehat walikota dan profesor tamu di Universitas Erasmus.

Apa yang dilakukan Ramadan dianggap bertentangan dengan upaya yang sedang dilakukan Walikota Rotterdam dalam meredam ketegangan antara warga asli Belanda dan para imigran di negara itu. Walikota Rotterdam sendiri adalah seorang Muslim bernama Ahmed Aboutaleb yang pernah menjabat sebagai menteri muda urusan sosial.

Namun Ramadan yang juga cucu dari tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir, Hassan Al-Bana ini tidak bisa menerima alasan pemecatannya itu. "Saya akan tuntut pemerintah kota Rotterdam. Ini adalah masalah harga diri dan martabat," tukas Ramadan.

Ia juga menyatakan tersinggung karena sudah di-cap sebagai pendukung pemerintahan Iran karena keterlibatannya di televisi Iran hanya terkait masalah keislaman. "Ketika saya menerima menjadi pembawa acara di sebuah televisi yang menyiarkan soal Islam dan situasi terkini, saya menerimanya karena ingin memberikan perdebatan yang kritis," tukas Ramadan.

"Untuk itu saya tidak bisa menerima jika saya diposisikan sebagai orang yang mendukung pemerintahan Iran," sambungnya.

Ramadan beranggapan bahwa pemecatan dirinya bernuansakan politis yang tidak ada hubungannya dengan aktivitasnya sebagai seorang cendikiawan Muslim. Ramadan yang sekarang menetap di Swiss ini adalah salah satu pemikir Muslim yang cukup disegani di kalangan para akademisi. Ia mempromosikan Islam yang modern dan kritis terhadap penjajahan negara-negara Barat di dunia Islam.

Ramadan sangat menentang invasi AS ke Irak. Karenanya, AS beberapa kali menolak permohonan visa Ramadan saat ingin melakukan kunjungan ke AS. Pemerintah AS mengaitkan larangan itu dengan keterlibatan Ramadan di yayasan sosial yang berbasis di Swiss, Association de Secours Palestinien yang oleh AS dimasukkan dalam daftar organisasi terlarang. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts