Sebuah studi yang dilakukan oleh badan intelejen Amerika (CIA) menyebut, CIA menyangsikan jika Israel bisa bertahan 20 tahun lagi, menurut laporan dari Press TV.

Pengacara internasional Franklin Lamb mengatakan, laporan CIA tersebut memprediksi sesuatu yang tak dapat dihindari lagi mengenai "solusi satu negara" dari sebelumnya "dua-negara" , sebuah usaha yang dilakukan Washington dan Barat untuk melihat warga Palestina dan Israel tinggal bersama dalam satu tempat.

Laporan tersebut meramalkan akan kembalinya para pengungsi Palestina ke wilayah-wilayah pendudukan, dan prediksi mengenai exodus dari dua juta penduduk Israel yang akan menuju Amerika Serikat dalam waktu lima belas tahun kedepan.

"Disana ada lebih dari 500,000 warga Israel dengan pasport Amerika dan lebih dari 300,000 orang Israel yang tinggal di wilayah seperti California", kata Lamb dalam sebuah interview yang disiarkan Press TV hari Jum'at, ditambahkan bahwa mereka yang tidak mempunyai pasport Amerika atau barat akan diperlakukan sama.

"Jadi kurasa, nanti akan ada tulisan diantara tembok-tembok publik Israel (yang berisi), sejarah akan menolak perusahaan kolonial cepat atau lambat", kata Lamb lebih jauh.

Ia mengatakan, laporan CIA itu juga menyinggung mengenai tak terduganya kejatuhan pemerintahan apartheid (rasis) di Afrika Selatan dan kehancuran Uni Soviet pada awal 90an, hal tersebut kemungkinan bisa terjadi dan mengakhiri mimpi mengenai "Tanah Israel" atau impian mengenai itu akan "menjauh secepatnya".

Studi itu juga memprediksi mengenai akan kembalinya lebih dari "satu setengah" juta warga "Israel" ke Rusia dan ke beberapa negara Eropa, dan merupakan kemunduran bagi Israel mengingat jumlah kelahiran dan populasi warga Palestina semakin meningkat dibanding warga Israel.

Beberapa anggota Komite Senat Intelejen Amerika telah diberi informasi mengenai laporan tersebut namun belum ada tanggapan. Tel Aviv sendiri sejauh ini belum bereaksi mengenai publikasi ini. [adm/voa-islam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts