TEL AVIV – Radio Israel pada hari Sabtu lalu mengungkapkan bahwa Pemerintah Palestina dan Washington coba menghambat jalannya kesepakatan pertukaran tahanan Palestina dengan prajurit Israel, Gilad Shalit. Hal tersebut dilakukan karena kekhawatiran bahwa pertukaran tersebut hanya akan meningkatkan popularitas Hamas di mata rakyat Palestina.

Radio itu menambahkan bahwa pemerintah Palestina yang berpusat di Ramallah bersikeras meminta pembebasan sejumlah tahanan Palestina sebagai sinyal baik bagi Abbas, sebelum Israel melakukan pertukaran tahanan dengan faksi Hamas.

Menurut radio tersebut, pemerintah AS memperkirakan bahwa kesepakatan pertukaran tersebut akan memperlemah pemerintah Palestina di Ramallah. Oleh karena itu, Washington mengajukan permintaan agar kesepakatan tidak segera dibuat karena faktor Hamas.

Radio tersebut juga mengungkapkan bahwa mediator asal Jerman akan bertolak menuju Gaza pada pertengahan minggu depan untuk mendapatkan respon dari Hamas mengenai proposal kesepakatan pertukaran tahanan dari Israel.

Terkait pembebasan tahanan, menurut keterangan sumber-sumber pers Inggris, disebutkan bahwa intelijen Israel (Mossad) keberatan untuk melepaskan Marwan Barghouti dalam pertukaran tahanan dengan Hamas. Mossad menganggap pembebasan Barghouti sebagai sebuah hal yang memalukan dan merupakan simbol tunduknya Israel kepada Hamas.

Surat kabar The Observer mengutip ucapan seorang pejabat senior Mossad kala mengatakan, “Jika kami melepaskan Marwan Barghouti, maka itu adalah sebuah hal yang memalukan, dan seolah menyerah sepenuhnya kepada Hamas.”

Surat kabar berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth, baru-baru ini di situs internetnya melaporkan bahwa dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel, disebutkan mengenai pembebasan Marwan Barghouti dan Ahmad Saadat.

Sebelumnya, pada hari Minggu, Kantor Kejaksaan pemerintah Zionis mengatakan bahwa Israel akan membebaskan 980 orang warga Palestina untuk ditukarkan dengan Gilad Shalit.

Lembaga tersebut mengatakan bahwa Hamas akan memilih 450 nama tahanan Palestina, sementara Israel akan memilih sisanya.

530 nama tahanan Palestina yang dipilih oleh Israel akan diumukan dalam tahapan kedua kesepakatan, demikian tambah lembaga tersebut. “Daftar tahanannya masih belum disusun, dan tidak ada kriteria yang diterapkan dalam masalah ini.”

Pengumuman tersebut dilontarkan setelah sebuah kelompok aktivis menggalang petisi untuk menentang adanya pertukaran tahanan, demikian dilaporkan oleh harian Yedioth Ahronoth.

Menanggapi petisi tersebut, Kantor Kejaksaan Israel mengatakan, “sebagai bagian dari kesepakatan dengan Hamas, yang akan memungkinkan kembalinya prajurit Gilad Shalit ke Israel, ada kemungkinan untuk membebaskan tahanan, dimana 450 nama diantaranya akan dipilih oleh Hamas.”

Kantor Kejaksaan mengatakan bahwa Hamas dan Israel telah menyetujui permintaan yang diajukan oleh mediator asing yang meminta agar kedua kubu menahan diri untuk tidak membahas tema tersebut sebagai syarat dari negosiasi.

Perwakilan pemerintah menambahkan bahwa, “Penyensoran militer diperbolehkan untuk melarang publikasi pemberitaan tertentu, jika publikasi tersebut dinilai hanya akan merusak kemungkinan kembalinya prajurit Gilad Shalit. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts