Pesawat-pesawat tempur Israel membombardir basis Hamas di selatan dan utara Jalur Gaza, Jumat (15/3/2019) pagi. Pemboman ini diklaim sebagai pembalasan atas serangan dua roket dari Gaza yang menghantam Tel Aviv semalam.

Para saksi mata Palestina mengatakan ledakan terdengar di Jalur Gaza ketika pesawat-pesawat Israel melakukan pemboman. Salah satu ledakan terjadi di Khan Younis, sisi selatan Jalur Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka menyerang target "teroris". "Kami baru saja mulai menyerang situs-situs teror di Gaza. Detailnya silakan diikuti," tulis militer tersebut di Twitter melalui akun resminya, @IDF.

Serangan dua roket ke Tel Aviv tidak menimbulkan korban jiwa. Serangan itu memicu sirene meraung-raung.

Laporan awal dari media setempat mengatakan sistem pertahanan Iron Dome Israel menembak jatuh salah satu roket, dan satunya lagi menghantam area terbuka. Namun, tak lama kemudian IDF menolak laporan tersebut. Menurut IDF, tak ada roket yang ditembak jatuh oleh Iron Dome.

Sebelum serangan udara dimulai, pemerintah Israel telah menyerukan diplomat Qatar dan Mesir untuk meninggalkan Gaza sesegera mungkin. Hamas, gerakan Islamis yang mengendalikan Gaza, dilaporkan telah melakukan evakuasi massal dan mengumumkan keadaan darurat.

Media Israel melaporkan bukan Hamas, tapi bahwa Jihad Islam yang bertanggung jawab atas serangan dua roket ke Tel Aviv. Namun, kelompok Jihad Islam dengan cepat menyangkal bertanggung jawab. Begitu pula dengan Hamas yang mengaku tidak tahu siapa yang menembakkan kedua roket. Hamas sendiri menyatakan tidak tertarik pada eskalasi.

Meski tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Tel Aviv, Menteri Pendidikan Israel dan anggota kabinet keamanan Naftali Bennett mengatakan kepada Russia Today bahwa dia yakin Hamas tetap memikul tanggung jawab atas insiden itu.

“Hamas telah menembakkan roket ke bagian selatan Israel selama kurang lebih satu tahun ini dan sekarang mereka menembakkan dua roket ke daerah Tel Aviv. Sudah waktunya untuk mengalahkan Hamas, saatnya untuk mendemiliterisasi Jalur Gaza," katanya.
 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan pertemuan darurat dengan para pemimpin keamanannya di markas IDF di Tel Aviv setelah serangan dua roket. Para petinggi militer dilaporkan menyetujui respons "kuat, tetapi terukur".

Sementara itu, dalam langkah yang sangat langka, Hamas dilaporkan menawarkan bantuannya kepada Israel dalam menemukan para pelaku serangan roket.

Insiden hari Kamis malam adalah yang pertama kalinya sejak perang 2014 ketika roket dari Gaza terbang mendekati Tel Aviv.
 
 
(mas/sindonews) 

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts