ImageSejak Barack Husein Obama terpilih menjadi Presiden AS, banyak yang berharap kelak politik luar negerinya akan lebih lunak dan menghargai HAM daripada pendahulunya Presiden George W Bush. Namun bagi Pengamat politik dan mantan Pilot US Air Force, Jerry D Gray, justru nantinya Obama akan lebih berbahaya daripada Bush terutama dalam urusan dengan dunia Islam.

“Kabinet Obama saja sudah menunjukkan lebih berbahaya daripada kabinet Bush. Terbukti Hillary Clinton yang sangat rasialis diangkat sebagai Menlu. Sedangkan Robert H Gates tetap dalam posisi sebagai Menhan. Saya kira baru kali ini dalam sejarah AS, Presiden berganti tetapi Menhan tetap menjabat,” tegas Jerry D Gray di hadapan ratusan hadirin pada diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK) ke 42 yang mengangkat tema “Dunia Islam, Perlukah Berharap pada Obama” di Gedung Intiland Tower Jakarta, Rabu (26/11).

Diskusi yang dibuka Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al Khaththath tersebut juga menghadirkan A Syafi’i Ma’arif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah), M Shoelhi (wartawan Republika dan penulis buku “Diambang Keruntuhan Amerika”) dan Erma Pawitasari (alumnus Boston University) serta M Luthfi Hakim (host).

Menurut Jerry D Gray yang telah masuk Islam tersebut, Obama sangat pro Yahudi, dan memang setiap Presiden AS dapat lolos setelah mendapat rekomendasi dari sejumlah organisasi Yahudi AS seperti AIPAC, Shimon Weisental Foundation, Rochofeller Foundation dan sebagainya. Bahkan sebelum terpilih menjadi Presiden, dalam sebuah AIPAC Meeting di Washington, Obama pernah berucap: “ Siapa musuh Israel juga musuh saya dan musuh AS. Sekarang musuh yang paling dekat adalah Iran”. Dengan komentarnya tersebut, Jerry D Gray sangat yakin Iran akan dijadikan sasaran berikutnya setelah Irak dan Afghanistan.

Sedangkan data lain tentang kejahatan kaum Yahudi AS dengan mengerikan diungkapkan Jerry D Gray. Menurutnya, dalam sebuah World Economic Report yang terbit tahun 2000 lalu disebutkan, kaum Yahudi AS siap melakukan pembunuhan terhadap 2 miliar penduduk bumi non kulit putih dengan cara apapun, termasuk dengan cara lunak maupun keras seperti sterilisasi, invasi militer seperti Irak dan Afghanistan dan sebagainya.

Sementara itu dalam seminar tersebut terjadi perdebatan sengit antara Ahmad Syafii Ma’arif dengan Erma Pawitasari. Pasalnya Syafii mendukung liberalisme, pluralisme dan demokrasi ala AS, sedangkan Erma justru menolaknya. Sebab Erma beranggaran nilai-nilai ideologi yang diajarkan Islam jauh lebih baik daripada ketiga nilai sekuler ideologi Barat tersebut. Terbukti Presiden Bush meski dikenal religius, namun ternyata memerintahkan invasi militer ke Afghanistan dan Irak yang korbannya mencapai hampir satu juta penduduk sipil yang tak berdosa. Pembantaian tersebut menunjukkan meksi terlihat religius, tetapi sesungguhnya Presiden Bush merupakan penganut sekuler murni. [adm/suara-islam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts