Para pemimpin umat yakin bahwa dengan mengabaikan komunitas muslim dan memarjinalkan perannya, maka pemerintah sedang menciptakan situasi eksposiv di Yunani.

"Ini merupakan sebuah bom waktu," ujar Naim El Gadour, pimpinan Muslim Union Yunani kepada AFP, Selasa 26 Mei.

"Itu mungkin tidak meledak saat ini, namun 10 tahun mendatang akan menjadi masalah besar."
Para pemimipin Islam Yunani mengeluhkan kurangnya masjid dan pemakaman khusus muslim. Sehingga terpaksa melakukan sholat berjamaah di basement-basment apartemen yang begitu panas.

"Kami tidak melihat masjid, kami tidak melihat pemakaman," kata Abu Mahmoud, imigran asal Maroko yang telah berada di Yunani sejak tahun 1985.

"Pada dasarnya, mereka tengah membodohi kami."

Inilah yang menjadi letupan kemarahan muslimin Yunani yang melakukan demonstrasi besar-besaran pekan lalu, yang tersulut oleh berita penyobekan Al Quran oleh polisi Yunani.

Tujuh pemuda muslim cedera dan 46 lainnya ditangkap dalam aksi protes tersebut. Para penduduk asli Yunani terkenal begitu rasis terhadap para imigran terutama imigran muslim. Athena, ibukota Yunani sendiri terdapat 100,000 muslimin yang berasal dari Albania, Mesir, Pakistan, Banglades, Maroko, Syria dan Nigeria.

Bentrokan kerap terjadi antara kelompok sayap kanan Yunani yang memprovokasi umat Islam. Sabtu lalu, para penyerang berusaha membakar sebuah basement yang selama ini menjadi masjid dan melukai lima orang Banglades yang terperangkap di sana.

Awal bulan ini, 14 orang cedera dalam bentrokan dengan kelompok neo-nazi, saat kelompok kafir tersebut berupaya memaksa keluar ratusan imigran yang tengah berada di gedung pengadilan.

Kekisruhan ini turut diperparah dengan adanya resesi ekonomi global yang melanda Yunani. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts