Pemerintah AS akan mengirim diplomatnya untuk memangku jabatan sebagai kepala eksekutif pemerintahan Afghanistan, untuk memperkuat pengaruh AS di negeri itu.

Diplomat AS yang akan memangku jabatan itu adalah mantan dubes AS di PBB, Zalmay Khalilzad. Menurut Surat kabar New York Times, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai sudah menyetujui penunjukkan Zalmay sebagai kepala eksekutif untuk Afghanistan.

Sumber-sumber di kalangan pejabat senior AS dan Afghanistan mengungkapkan, jabatan yang diberikan pada Zalmay merupakan jabatan paling strategis setelah jabatan presiden dalam struktur pemerintahan Afghanistan, karena Zalmay akan berperan layaknya seorang "perdana menteri". Bedanya, "perdana menteri" itu tidak bertanggung jawab pada parlemen Afghanistan.

Zalmay Khalilzad adalah diplomat AS kelahiran Afghanistan yang cukup berpengaruh pada masa pemerintahan Bush. Awalnya, ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dalam pemilu di Afghanistan. Namun ia membatalkan pencalonannya dan lebih memilih tawaran menjadi pejabat tinggi dalam pemerintahan Afghanistan.

Sebagai diplomat AS, tindakan-tindakan Zalmay kerap menuai kontroversi. Ia misalnya, pernah melakukan pertemuan dengan Asif Zardari menjelang pemilu presiden di Pakistan. Pertemuan itu membuat departemen luar negeri AS berang, karena tindakan Zalmay dianggap telah merusak upaya AS untuk membuktikan bahwa negaranya tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri Pakistan.

Zalmay, lagi-lagi membuat marah sejumlah pejabat pemerintahan AS ketika ia menghadiri forum pertemuan dengan menteri luar negeri Iran tanpa ijin dari Gedung Putih.

Penunjukkan Zalmay untuk memangku jabatan strategis di Afghanistan tidak lepas dari agenda politik AS di Afghanistan dan wilayah sekitarnya, meski para pejabat pemerintahan AS membantah hal itu.

Mantan pejabat departemen luar negeri AS yang kini menjadi pakar senior bidang Asia Selatan di lembaga Center for Strategic and International Studies di Washington, Teresita C. Schaffer menilai penunjukkan seorang warga negara AS untuk memangku jabatan senior di pemerintahan Afghanistan sangat beresiko, baik bagi Afghanistan maupun bagi pejabat yang bersangkutan karena akan menimbulkan konflik kepentingan. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts