Masalah jilbab kembali mencuat di Eropa. Setelah dua negara besar Eropa yaitu Prancis dan Jerman baru-baru ini digegerkan oleh masalah busana Muslimah itu, kini giliran Denmark yang tengah digoncang isu tersebut.

Menteri Pertahanan Denmark Sorin Jad menegaskan pihaknya menolak dan melarang para serdadu perempuan yang tengah mengikuti wajib militer di negerinya yang kedapatan memakai jilbab. Jad menyampaikan penolakannya dalam jumpa pers yang digelar pada Kamis (30/7) kemarin di Kopenhagen.

"Kami tidak menyetujui dibolehkannya pemakaian jilbab pada seragam militer," terang Jad seusai menghadiri rapat parlemen. Jad juga menegaskan, maksud ucapannya ini juga mencakup Dewan Keamanan Negara.

Pernyataan Jad tersebut dikeluarkan menyusul aksi seorang anggota Dewan Keamanan Negara, Maria Molly, yang memakai jilbab dengan warna yang sama dengan seragam yang tengah dipakainya ketika ia bertugas.

Kejadian tersebut segera memicu kontroversi dalam skala yang luas di Denmark, baik di media-media atau pun di lingkungan partai politik.

Maria (27) adalah seorang Muslimah berkewarganegaraan Denmark yang semula dipandang sebagai tipe suksesnya program pola interaksi positif antara masyartakat Denmark dengan pihak Muslim.

Sebelumnya, pemerintahan Denmark juga melarang para hakim dan pegawai kehakiman untuk mengenakan pakaian serupa. Putusan ini dikeluarkan menyusul desakan dari Partai Rakyat Kanan yang berhaluan konservatif. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts