Istri agen ganda Yordania yang membunuh tujuh agen CIA di Afghanistan mengatakan bahwa suaminya menganggap AS sebagai musuh.

Defne Bayrak, istri Humam Khalil Abu Mulal Al Balawi yang berasal dari Turki, mengatakan kepada media Turki pada hari Rabu bahwa ia terkejut mendengar berita bahwa suaminya meledakkan diri di sebuah markas di Afghanistan pada tanggal 30 Desember, membunuh dirinya sendiri dan para agen yang ada di sana.

Bayrak, yang tinggal di Istanbul, mengatakan bahwa Al Balawi telah berencana untuk menjadi spesialis bedah di Turki.

Bayrak mengatakan bahwa ia ragu suaminya bekerja sebagai agen ganda untuk CIA dan badan intelijen Yordania.

“Saya tidak percaya ia menjadi agen untuk CIA dan Yordania,” ujarnya. “Ia adalah seseorang yang bahkan tidak suka keluar rumah.”

Bayrak mengatakan kepada televisi swasta CNN-Turk bahwa ketika berada di Yordania suaminya menulis sejumlah artikel untuk website Jihad yang menganggap AS sebagai musuh.

Al Balawi berbicara terang-terangan tentang keinginan untuk mati dalam sebuah perang suci, menyerukan tanpa lelah untuk jihad melawan Israel dan AS, ujar Mohammed Yousef, salah satu teman SMA-nya di Yordania.

Intelijen Yordania mengetahui pernyataan-pernyataan tersebut ketika mereka menahan Al Balawi bulan Maret lalu, menurut sejumlah agen kontraterorisme yang berbasis di Timur Tengah.

Intelijen Yordania meyakini bahwa dokter yang taat beragama berusia 32 tahun itu telah dibujuk untuk mendukung upaya AS melawan Al Qaeda di Afghanistan dan menginginkan Al Balawi membantu menangkap atau membunuh Ayman Al Zawahri, sesama dokter yang berasal dari Mesir dan merupakan tangan kanan Osama bin Laden.

Bayrak mengkonfirmasi bahwa Al Balawi dipenjara selama tiga hari pada bulan Maret lalu dan meninggalkan Yordania sesaat setelahnya, mengatakan bahwa ia akan pergi ke Pakistan untuk menjadi spesialis bedah.

Setelah semua rencana itu tidak berhasil, Al Balawi mengatakan bahwa ia memperoleh pekerjaan di sana, ujar Bayrak.

Namun pakar antiterorisme mengatakan bahwa Al Balawi pergi ke Afghanistan, mengindikasikan bahwa ia telah setuju untuk menjalankan misi melawan Al Qaeda, menyediakan informasi intelijen berharga tentang para pemimpin Al Qaeda ke agen-agen AS dan Yordania.

Bayrak dan kedua putrinya meninggalkan Yordania di bulan Oktober dan sekarang tinggal di Istanbul.

Terakhir kali ia berbicara dengan Al Balawi adalah sebulan yang lalu.

“Saat itu hanya percakapan biasa, ia berbicara tentang rencananya untuk datang ke Turki dan menjadi spesialis di sini,” ujarnya.

“Saya sangat terkejut ketika mendengar berita itu karena ia terus berbicara tentang kembali ke Turki. Saya tidak menyangka.”

CIA belum merilis nama-nama mereka yang tewas atau memberikan detail tentang kinerja para agen yang terbunuh itu, menyebutkan sensitivitas misi mereka dan operasi yang sedang berlangsung sebagai alasan.

Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera mengatakan bahwa CIA terkenal memiliki pos luar di perbatasan Pakistan untuk meluncurkan serangan pesawat tanpa awak di wilayah tersebut, menewaskan sejumlah warga sipil.

Kepala intelijen militer AS di Afghanistan mengkritik tajam kerja badan mata-mata AS di sana pada hari Senin, menyebut mereka bodoh dan tidak mau berhubungan dengan orang-orang Afghanistan. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts